Selasa, 14 Agustus 2012

tanpa judul (1)

Ingin sedikit berbagi untuk yang tidak lama lagi akan segera menempuh masa mencari-mengejar-menemukkan. Masa itu memang sulit, terlampau sulit. Tapi bukan berarti tidak mungkin.
ohya, gw mega paramitha, yang alhamduliilah sudah diterima di Ilmu Ekonomi Universitas Padjajaran...
mencapai kata "diterima" itu butuh perjuangan, totalitas, kesabaran, dan ikhlas
ya, tidak semudah membalikkan telapak tangan. Mungkin sebagian teman gw diterima di jalur yang lebih cepat, tapi mereka pun sama, dimulai dari kebutuhan itu sejak awal. Sedangkan gw, baru mengerti arti "butuh" itu H-beberapa bulan, disaat yang lain sudah memulai garis start sejak semester 5.
Kelas 12, akhir, dedikasi, tujuan, dan harapan.
Kelas 12,
bukan lagi masanya main-main.
bukan juga masanya bergalau ria tentang cinta, tapi lebih tentang masa depan kalian.
bukan lagi masanya 'memegang', tapi tentang pembuktian.
bukan lagi masanya menyepelekan kekuatan do'a.
dan yang pasti, bukan lagi masanya kalian lebih banyak santai di depan tv atau komputer, atau sekedar baca novel atau komik, tapi tentang keseriusan.
gw, awalnya kaget dengan rutinitas baru di kelas 12. Yang sipil, pulang-pulang bingung ga ada kegiatan selain pergi les atau lebih seru belajar bareng. Agak heran dengan lorong yang dengan cepat sepi, atau penuh dengan orang yang berdiskusi. Istirahat pun musholla selalu penuh dengan murid kelas 12. Setiap minggu selalu belajar bulat-membulat, mengisi puluhan soal, dan mengevaluasi soal-soal. Ya itu kelas 12 di semester pertama.
puncaknya, semester 2...
lebih terkejut, karena pelajaran yang harusnya diselesaikan empat bulan, harus di akselarasi menjadi dua bulan. setelah itu, try out dan soal-soal adalah makanan kami sehari-hari. kunjungan demi kunjungan tentang universitas semakin berdatangan. Yang membuat kami harus memilih dimana sebaiknya kami. Awalnya try out terlihat menyeramkan, tapi lama-kelamaan jenuh juga jatuhnya dan kadang jadi menyepelekan dengan ga belajar (ini serius).
Ujian Akhir Sekolah dan Ujian Nasional... mungkin tidak setakut mendengar SNMPTN atau Ujian Mandiri, ya mungkin dengan nilai 6 saja kita sudah dipastikan lulus, tapi ini tentang nama baik kita dan juga sekolah. berusaha mengejar semampu kita mendapatkan nem sempurna.
Setelah UAS UN beres, kita harus apa? awalnya bingung. Ya, karena kita sudah mulai di 'gantung'. sekolah tidak, lulus juga belum. Liburan pembalasan mungkin istilahnya. Bebas juga belum. Masih ada ujian yang sesungguhnya. Dimana disini, nilai 9 pun belum tentu lolos kalau ada lebih tinggi dari kita. Berbeda bukan dengan UN, nilai 6 pun sudah pasti lulus meskipun ada yang nilainya 10.
Disini, perjuangan yang sebenarnya. dimana selama 2 bulan full kalian kembali 'bersekolah' di tempat les masing-masing. Masa mencari-mengejar-menemukkan bener-bener kerasa disini. secara ga langsung, mental dan fisik juga diuji dan dikorbankan disini. Ingin mencari aman? atau mengejar mimpi? itu semua tergantung pengorbanan lelah kalian.
gw sendiri H-40 SNMPTN memutuskan untuk mengambil ipc. Yang artinya harus belajar dua kali lipat. mengejar ipa dan ips. Belajar dari pagi sampai tengah malam. Ya itu ganjaran yang harus gw terima karena tiba-tiba menyebrang kedua sisi yang berlawanan di waktu yang semakin sempit. Mengejar pelajaran ips dari kelas 10, dan mengulang kembali pelajaran ipa dari kelas 10. Lelah, itu sudah menjadi teman kita. Bahkan tak jarang menangis pun tambahannya. Tapi semua lelah kita terbayar ketika nama kita tertulis di daftar peserta SNMPTN yang lolos. Bukan sekedar senang, tapi bangga bisa menjadi 1 dari ratusan ribu seluruh Indonesia yang mengejar sebuah bangku, hanya bangku. Mungkin itu perasaan mereka yang diterima, karena pada nyatanya gw harus kembali berjuang mengejar sisa bangku yang masih tersedia. Masih berjuang, disaat yang lain sudah sibuk mencari kostan. Sedih memang membacanya, iri dengan mereka, tapi gw tau Dia masih 'senang' melihat gw berjuang.
cuma kata maaf yang bisa terlontar untuk orang-orang yang setia menunggu kabar baik itu. SIMAK UI, yang selanjutnya.
Mungkin disini bermain mental, karena ketika lu down, gimana caranya lu harus kembali bangkit. Jujur, waktu itu sebenarnya bukan lagi semangat yang gw butuhin, bukan lagi kata "lu bisa!" yang ingin gw dengar. lebih-lebih dari itu. terdengar rancu mungkin, tapi itulah kenyataannya.
SIMAK UI, 60.000 : 8.000 dan soal level 1 tersulit. Entah hanya bisa berdoa diberi jalan. Tapi sebelum tau hasilnya, gw sudah terlebih dahulu mengetahuinya. Ya, kunci jawaban sudah bertebaran di internet juga bimbel. Down untuk yang kedua kalinya. Karena gw gatau harus memilih apalagi, sedangkan orang tua melarang keras keluar dari Jawa Barat.
SMUP, mungkin satu-satunya harapan gw. dihari terakhir pendaftaran, dan semua jalur pendaftaran ipb, unpar, sudah ditutup. Gw terlambat. Website SMUP sempat error. panik, telpon kesana-kesini sambil sekali-kali menahan tangis. (Mungkin beberapa temen gw tau banget gw seperti apa di telpon :p )
bermodal nekat juga mengambil fakultas ekonomi, karena ga tau harus memilih apalagi.
Waktu pengumuman, jam 00.00 iseng awalnya, ga begitu berharap, karena tau FE terlampau tinggi. Waktu ketik nama+no peserta, muncul tulisan "DITERIMA" sontak kaget dan langsung bangunin papa.
"pah, bangun! mega diterima"
"alhamdulillah"
ini ya rasanya lolos? rasanya melihat orang tua bangga? seperti gunung di punggung hilang. Doa seorang Ibu yang disetiap shalat wajib dan sunnah yang ga pernah ditinggalkannya, hanya untuk melihat seorang anaknya bisa bersekolah. Dan kerja keras seorang ayah, yang kesana-kesini mencari uang untuk membayar pendaftaran dan kuliah anaknya nanti. Ketika tugas lu tuh hanya belajar, gak perlu ikut-ikutan mencari uang. Dan masa lu gabisa serius untuk sementara...tunda segala yang berbau main. Karena pada intinya, ini bukan hanya tentang mimpi dan masa depan lu, tapi juga tentang rasa terima-kasih kepada mereka, mereka yang juga berjuang.
Posting ini bukan untuk menakuti 'seramnya' kelas 12, tapi lebih untuk memberi bayangan seperti apa sebagian wajah kelas 12. Dan harus bagaimana kalian yang sekarang gilirannya mencari-mengejar-menemukkan.
Kemenangan yang sejati menurut gw bukan terukur dari dimana dan kapan kamu diterima, tapi lebih tentang bangun dari ketidakberhasilan kamu dalam bulatan usaha dan rangkaian doa. Dia tidak pernah tidur, Dia selalu Mendengar dan Melihat secara adil, siapa hamba Nya yang benar-benar beristiqomah dengan ikhlas dan sabar. Karena orang hebat lahir dari perjuangan yang hebat pula. Dan orang besar lahir dari resiko yang besar pula.

Tidak ada komentar: