Rabu, 18 Juli 2012

homesick

akhirnya, gw ngerasain apa yang pernah aa teteh bilang tentang "homesick"
homesick adalah gejala rindu ingin pulang pada rumah
ya, gw rindu pulang ke rumah lama setelah gw berpetualang mencari rumah baru
ya, gw rindu dengan suasana hangat setelah gw berjalan dimusim dingin
ya, gw rindu mengeluhkan lagu kebangsaan itu
ya, pada intinya gw rindu keluarga besar gw disana
pulang kerumah selama 3 hari itu belum cukup untuk melepas rindu. ya, 3 hari itu waktu yang sangat sedikit untuk ukuran pulang ke rumah. modusnya sih pengen melihat siapa anggota keluarga baru gw :p *dia salah satu alasannya*

smansa hanya sepetak tanah yang memiliki daya tarik magnet yang besar. memiliki arus yang deras, yang membawa siapapun yang pernah didalamnya tertarik untuk kembali. membawa siapapun yang berperahu disekitarnya tertarik untuk masuk ke arusnya.
kembali lagi gw mengejanya, SMA Negeri 1 Bogor...

disana gw mendapatkan keluarga yang utuh, kasih sayang yang besar, dan kehangatan yang hanya bisa didapat disini, dirumah ini. satu per satu anggota keluarga lain mulai merantau, berpetualang ke negeri orang. mencari suasana lain di dunia luar. meskipun pada akhirnya, sejauh apapun kita pergi, kita akan pulang untuk sekedar kembali sesaat bukan? sejauh apapun gw menemukan rumah baru itu, jika gw pulang, maka smansa lah tujuan dan alasan pertama mengapa gw kembali kesini. karena gw rindu.

ah senang melihat smansa hari ini sudah kembali 'penuh' terisi oleh keluarga baru yang siap menjadi pencetak api untuk dunia. dan juga sedih, karena ternyata gw benar-benar harus meninggalkan tempat ini. tidak bisa seperti dulu, setiap hari waktu gw cuma untuk dan di smansa. selalu ada alasan kenapa gw 'betah' berlama disana. mencari sisi kehidupan lain yang belum terkorek.

dan satu lagi gejala homesick. rindu dengan mereka. mereka yang berdiri berjajar mengenakan jas kebanggaan. meneriakan kata sakti yang selalu menjadi pelengkap. ya, mereka. adik yang paling gw sayang. adik yang sangat gw jaga. dan adik yang sangat gw rindu. layaknya bayi, gw diajarkan untuk merangkak kemudian berbicara dan berdiri.
merangkak mencari puing-puing kehidupan. berbicara mengeluarkan pendapat. berdiri ketika sudah jatuh.

tanpa kalian, gw ngga akan pernah mengerti arti sebuah kedewasaan dan tanggung jawab. karena dewasa bukan dilihat dari umur, atau ukuran tubuh, atau juga kosakata berbicara, tapi bagaimana sikap kita menjadi pejuang dan tetap berdiri ketika tubuh sudah berkata lelah. ketika kita sudah tau kapan, dimana, dan bagaimana kita harus "berbicara dan diam". ketika kita tau arti kehidupan yang sebenarnya.

smansa, sudah berapa jiwa yang kamu sandra disana?
.....

hanya hati yang bisa menjawab.




yang rindu menjadi pengisi kata 'penuh'

Tidak ada komentar: