Kamis, 09 Agustus 2012

dibalik "220 km"

suatu siang,
"berapa jarak kita sekarang?"
"sekitar dua ratus dua puluh kilometer hahaha jauh banget ya..."

akupun kembali mengejanya, dua ratus dua puluh kilometer
ini bukan tentang jarak, dan ini bukan tentang ketakutan. ini tentang belajar
belajar kedewasaan, kesabaran, keikhlasan, dan kepercayaan...tidak, aku tidak bilang ini mudah. bahkan mungkin terlampau sulit. ditengah jarak dua ratus dua puluh kilometer. tapi kami tau, hari ini akan tiba. hari dimana sebuah janji dulu harus dijalankan.
"distance means so little when someone means so much"

jarak itu tidak akan berarti apa-apa untuk seseorang yang memiliki arti yang besar. karena jarak tercipta supaya kita bisa menghargai kehadiran rindu. dan rindu tercipta supaya kita bisa menghargai kehadiran waktu...

ketika rindu ini kembali berbisik akan suaranya, mungkin hanya suara di videonya yang mengobati. ketika rindu ingin bertemu, mungkin hanya boneka wajahnya yang bisa menghapusnya. dan ketika rindu ingin memeluk, mungkin hanya jaket dan kalungnya yang mampu menghilangkan ini.

"jangan biarkan jarak membuat kita longgar. jangan biarkan jarak membuat kita lupa dengan arti komunikasi. tunggu aku di bandung. aku akan datang menemuimu. jaga kesehatanmu dan jangan bandel"

"ya, kita akan tetap baik-baik saja. aku janji bakal jaga mata dan hati ini dari siapapun. aku tunggu kamu di bandung. dan tunggu aku kembali ke bogor. jaga kesehatan, jangan badel juga ya..dan jangan terlalu menel :p"

mungkin itu sepenggal kata yang cukup untuk aku ingat, bahwa ada seseorang disana yang sedang menunggu. dan bahwa ada seseorang disini yang sedang menjaga....


dan ketika jarak sudah (cukup) membuat kami bersabar, waktulah yang kembali mempertemukannya. dan mungkin, hanya ucapan syukur dan senyum yang mampu terucap dan terlihat


teruntuk yang sedang memulai menjalani apa itu long distance relationship

Tidak ada komentar: